Meratap aku dalam harap,
Bingkai cinta itu telah retak menjadi
puing
Hancur lebur dibelah-belah hatiku
Menggores, dan aku terluka oleh rasa
yang terlambat
Ketika semua kusadari, ia terlanjur
pergi
Inilah cinta yang datang kala ku diam
Namun raib kala kalbu menaruh rindu
Ini bukan salah Tuhan, bukan juga
salah Jibril atau takdir
Ini adalah kenaifan seorang seperti
diriku
Sehingga dengung cinta tak sampai
telinga
Dan nada rindu tak terdengar syahdu,
Waktu itu…..
Dia takkan pernah tahu
Bahwa cinta ini menyeretku kejam
Ke sebuah elegi yang takkan pernah
berakhir
Dia, cinta itu pernah kau tulis
Namun aku menghapusnya…..
Ingin aku merengkuhnya
Namun aku berada jauh didalam lubang
curam seorang diri
Mengulurkan tangan berharap bisa
meraih bintang
Hingga mendapatkannya tak lebih dari
sebuah angan
Biarlah hanya aku dan Tuhan saja yang
tahu
Sseberapa dalam rasa sayang ini
Dari isak tangis ini kupahat wajahmu
dengan air mata
Membanjiri jiwa-jiwa yang kerontang
atas ranum cinta
Kupersembahkan seluruh kerapuhanku
Untuk waktu, yang tak pernah sadar
akan kerinduan
Menembus tiap larik puisi dari mulut
bisu ini
Seribu maafku karena telah
mencintaimu.
Namun cinta itu terlambat.
Ia hadir begitu saja jauh setelah kau
mengungkapkannya.
Tapi tak mengapa,
Aku sudah merasa cukup bahagia hanya
dengan mencintaimu.
Meski kau tak pernah lagi merasakan
hal itu untukku.
Dan, nama itu akan selalu terukir
indah di kedalaman sukmaku.
Menjadi raja dalam istana mahabbah
rinduku.
Takkan pernah aku ganti meski raga ini telah menjadi
serbuk-serbuk debu.
Maafkan aku yang telah mencintaimu.
Dan aku berharap cinta ini bukan
sebuah kekeliruan…..
Nanda bagus bagus tulisannyaaa :D
BalasHapus